Kembangkan Pembangkit Panas Bumi Skala Mini, PGE Gandeng BPPT

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan studi bersama penelitian sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) skala kecil berkapasitas 3 Mega Watt (MW) di Kamojang, Jawa Barat.

Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGE Tafif Azimudin mengatakan, kerja sama ini merupakan komitmen perusahaan dalam mendukung pengembangan teknologi dalam negeri, khususnya dalam hal energi panas bumi. Kerja sama tersebut dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara PGE dan BPPT.

“Selama ini teknologi geothermal berasal dari luar negeri. Dengan MoU ini, maka PGE dan BPPT memiliki komitmen untuk membangun kemampuan teknologi small scale geothermal di Indonesia, mengingat 40% cadangan panas bumi dunia ada di Indonesia,” kata Tafif, seperti dikutip dari keterangan resmi perusahaan, Selasa (28/09/2021).

Ada pun ruang lingkup dalam kerja sama ini yaitu, pertama, pengujian kinerja (performance dan durability) PLTP 3 MW, termasuk sinkronisasi PLTP 3 MW ke jalur distribusi 20 kV milik PT PLN (Persero).

Kedua, menjadikan PLTP 3 MW sebagai sarana penelitian dan capacity building bagi peneliti dalam merealisasikan lapangan panas bumi Kamojang sebagai Geothermal Center of Excellence.

Tafif menjelaskan bahwa kegiatan ini difokuskan untuk mengembangkan sumber panas bumi di wilayah Indonesia, khususnya pembangkit listrik skala kecil (small scale) geothermal, sehingga mendukung pemerintah dalam mencapai bauran energi sesuai dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan, khususnya untuk sumber energi panas bumi.

Seperti diketahui, pemerintah menargetkan porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) pada bauran energi sebesar 23% pada 2025 dan akan naik menjadi 31% pada 2050.

Dalam pelaksanaannya, pemerintah juga terus menggenjot angka Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di setiap pembangkit listrik. Untuk itu, kerja sama dengan BPPT ini bisa menjadi jalan mulus dalam meningkatkan angka TKDN tersebut.

Dengan semakin bertambahnya komponen karya anak bangsa yang diimplementasikan di setiap pembangkit, secara langsung juga menjadi titik loncat industri manufaktur di Indonesia.

“Tujuan lain dari program kerja sama dengan BPPT ini yaitu mampu mendorong kemajuan industri manufaktur beserta komponen lainnya di dalam negeri ketika penelitian ini masuk dalam tahap komersial,” pungkas Tafif.

Tafif menambahkan, kerja sama ini juga merupakan bagian dari tanggung jawab PGE dalam hal Environment, Social, and Governance (ESG). Khusus dari sisi lingkungan, menurutnya ini dilakukan sebagai wujud dukungan PGE terhadap upaya pemerintah dalam meningkatkan pemanfaatan energi panas bumi yang ramah lingkungan.

Di samping itu, ini juga merupakan wujud memenuhi komitmen ke tujuh dalam Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu memastikan akses energi yang terjangkau (affordable), dapat diandalkan, berkelanjutan, dan modern bagi bagi semua.

Dia mengatakan, PGE sebagai bagian dari Subholding Pertamina NRE selalu berkomitmen dalam pengembangan energi baru dan terbarukan sebagai energi masa depan. Melalui inovasi-inovasi yang dilaksanakan, Subholding PNRE terus berupaya mendukung pemerintah dalam memenuhi target bauran energi yang tertuang di dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

Salah satunya, pengembangan panas bumi yang terus digenjot agar dapat mengoptimalkan cadangan panas bumi Indonesia sebagai peringkat dua terbesar di dunia. Hingga saat ini, kapasitas terpasang panas bumi PGE sebesar 672 MW (own operation) dan 1.205 (joint operation contract/ JOC) dari 15 wilayah kerja yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20210928170133-4-279868/kembangkan-pembangkit-panas-bumi-skala-mini-pge-gandeng-bppt

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *