Garap Harta Karun RI, Gimana Fundamental Pertamina Geothermal

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), anak usaha BUMN di bidang energi terbarukan, memiliki keuntungan besar di tengah gencarnya pengembangan ‘energi hijau’. AVP Equity Research Mandiri Sekuritas Henry Tedja mengungkapkan berdasarkan catatan World Economic Forum, nilai investasi global pada energi terbarukan mencapai sekitar US$ 1 triliun.

Menurutnya, keputusan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan langkah tepat. Dengan dana segar hasil IPO sebesar Rp 9,78 triliun dari pelepasan 25% saham ditempatkan, perusahaan bisa berkembang lebih pesat.

Henry mengatakan langkah tersebut mampu mendukung target kapasitas pembangkit listrik perusahaan 600 MW bisa beroperasi lebih cepat. Bahkan, target tersebut bisa dicapai dalam lima tahun, dari semula proyeksi 10 tahun.

“Kalau kami liat memang di blueprint mereka, dari yang tadinya 10 tahun bisa jadi 5 tahun, jadi IPO ini benar-benar bisa membantu PGE meningkatkan kapasitas mereka dan menumbuhkan kinerja keuangan mereka,” kata Henry kepada CNBC Indonesia, Rabu (1/3/2023).

Selain itu, PGEO dinilai memiliki fundamental yang cukup kuat dan solid. Henry menyebutkan Pertamina Geothermal telah beroperasi lebih dari 30 tahun di Indonesia, bahkan di beberapa unit mereka ada yang sudah beroperasi hingga 40 tahun.

Selama ini, PGEO deliver listrik kepada PLN sebagai Largest of Taker di Indonesia dan ini dilihat sebagai availability factor yang tinggi. Hal ini membuat perusahaan panas bumi pelat merah ini espertis dan pengalaman mumpuni untuk menjaga keberlanjutan bisnis di masa depan.

“Secara kinerja keuangan, bisnis model PGEO cukup menarik karena memiliki perusahaan memiliki kontrak jangka panjang dengan PLN yakni berkisar selama 20 hingga 30 tahun,” jelas Henry.

Menurutnya, kontrak ini bisa memberikan kepastian untuk pendapatan, laba, dan arus kas, sehingga bisa mendongkrak kinerja di masa depan.

“Bisnis model ini juga mencerminkan kinerja keuangan mereka, bisnis margin mereka, EBITDA margin cukup tinggi di 78% dan expect bisa bertahan di level-level ini, jadi makanya kita lihat dari operasional dan bisnis modelnya fundamentalnya cukup solid,” tegas Henry.

Dia mengharapkan Indonesia bisa terus berkontribusi dalam memberikan investasi-investasi di industri energi terbarukan. Apalagi sumber daya energi baru dan terbarukan yang dimiliki Indonesia sangat masif, seperti hydro, solar, geothermal, dan energi baru dan terbarukan lainnya.

Dengan tumbuhnya kesadaran akan pengembangan energi hijau, diharapkan membawa Indonesia mencapai targetĀ net zero emission.

Source : https://www.cnbcindonesia.com/market/20230302100229-17-418205/garap-harta-karun-ri-gimana-fundamental-pertamina-geothermal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *